Apa Benar Puasa Sunnah Syawwal jadi Penanda Maqbulnya Puasa Ramadhan

Apa Benar Puasa Sunnah Syawwal jadi Penanda Maqbulnya Puasa Ramadhan - Sahabat semua ada yang mengatakan seperti tema yang akan kang haqie tulis kali ini, benarkah ucapan seperti yang menyerupai tema kali ini, semua orang yang beriman tentunya berharap semua amal perbuatannya, bukan hanya pada puasa ramadhan tapi seluruhnya tentunya berharap amalnya maqbul (diterima) namun semua itu, cuma harapan, yang melahirkan kesemangatan untuk diri kita untuk lebih bersemangat beramal shaleh sebanyak mungkin, selagi diri masih bernafas, jangan berhenti berbuat amal kebaikan, dan semoga ada amal yang diterima-Nya.
Apa Benar Puasa Sunnah Syawwal jadi Penanda Maqbulnya Puasa Ramadhan

Benarkah puasa sunnah Syawwal jadi penanda MAQBULNYA Puasa Ramadhan ?

Dalam hal ini, kita kembalikan kepada hukum asal pelaksanaan puasa 6 hari pada bulan syawwal..sunnah hukumnya. tentunya hal ini bersandar pada sebuah hadist Nabi kita Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh imam Muslim..yang artinya kurang lebih seperti redaksi berikut ini :

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka ia seperti puasa sepanjang tahun.”

Sedangkan mengenai , ada pernyataan seperti diatas, bahwa benarkah puasa sunnah syawwal jadi penanda mqbulnya puasa ramadhan..? halyang mengenai puasa enam hari di bulan Syawwal dan keterkaitannya dengan penanda diterimanya puasa Ramdhan kita, maka dalam kesempatan ini, ada baiknya jika kita melihat pandangan Imam Ibn Rajab Al Hanbali. Sebagai berikut :

Menurut Pendapat Imam Ibn Rajab 

memang ada beberapa faidah dari pelaksanaan puasa 6 hari pada bulan syawwal, yang salah satunya ciri, atau indikasi diterimanya puasa ramadhan kita.
Logikanya sih sederhana saja, dalam menyikapi pandangan imam Ibn Rajab begini saja, jika Alloh SWT menerima amal kebaikan seseorang yang dilakukan hambanya, maka Alloh SWT akan membarikan pertolongan kepadanya untuk dapat berbuat kebaikan yang lain, ibadah puasa sudah tentu kebaikan, maka nah ini logikanya....
Apa Benar Puasa Sunnah Syawwal jadi Penanda Maqbulnya Puasa Ramadhan
Artinya, “Salah satu faidah puasa enam hari di bulan Syawwal adalah bahwa kembali menjalankan puasa (puasa enam hari di bulan Syawaal, pent) setelah puasa Ramadhan adalah menjadi salah satu penanda diterimanya ibadah puasa Ramadhan karena sesungguhnya apabila Allah menerima amal kebajikan seorang hamba, maka ia akan memberikan taufik kepadanya untuk menjalankan amal kebajikan setelahnya,” (Lihat Ibnu Rajab Al-Hanbali, Lathaiful Ma’arif fi Ma li Mawasimil ‘Am wal Wazha`if, Kairo, Darul Hadits, 1426 H/2005 M, halaman 301).

Tapi jangan sekali-kali ada sedikit pikiran berarti yang tidak melakukan puasa sunnah pada bulan syawwal di ragukan diterima amal ibadah puasa ramadhannya...tidak demikian, ini hanya salah satu indikasi saja yang disesuaikan dengan pendapat imam Ibn Rajab AL Hanbali.

Dan sebaliknya jika seseorang melakukan kejelekan setelah berbuat kebaikan, maka sudah barang tentu merupakan indikasi tidak diterimanya amal kebaikan itu. (ingat menurut Imam Ibn Rajab Al Hanbali) beliau tidak serta merta berpendapat jika tidak sesuai dalil...

Apa Benar Puasa Sunnah Syawwal jadi Penanda Maqbulnya Puasa Ramadhan
Artinya, “Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh sebagian ulama, ‘Ganjaran kebajikan adalah kebajikan setelahnya’ sehingga barangsiapa yang menjalankan kebajikan kemudian mengiringinya dengan kebajikan yang lain, maka hal itu menjadi salah satu penanda penerimaan kebajikan sebelumnya. Demikian pula orang yang melakukan kebajikan kemudian mengiringinya dengan kejelekan, maka hal itu menjadi salah satu penanda penolakan kebajikan yang ia lakukan dan tidak diterimnya (di sisi Allah, pent),” (Lihat Ibnu Rajab Al-Hanbali, Lathaiful Ma’arif fi Ma li Mawasimil ‘Am wal Wazha`if, halaman 301).

Nah lalu...bagaimana kesimpulan admin dalam menyikapi dalil-dalil diatas....


Menurut hemat kami, bolehkan admin berpendapat..? jika sahabat mempunyai pendapat yang lainnya juga tak masalah, namun tentunya pendapat yang berdasarkan dalil, tidak ngasal...
dalil yang disampaikan Ibn Rajab Al Hanbali itu bukan seorang, melainkan banyak pendapat para ulama yang seiring, sejalan, yang sama dengan pendapat imam ibn Rajab tersebut, yang mungkin alasannya bisa kita  kaji, tak lain untuk menumbuhkan kesemangatan pada diri manusia, jika berbuat kebaikan haruslah diiringi dengan kebaikan pula.

namun ingat jangan berpikir hanya puasa sunnah syawwal saja yang mengiringi kebaikan setelah puasa ramadhan, mungkin saja puasa sunnahnya terlewat mungkin karena kesibukan, atau sakit, ataupun yang lainnya, tapi amal lain mengiringinya 

seperti :  egonya hilang itu juga kebaikan, temperatur syahwatnya yang tadinya tidak stabil mudah tersinggung dan setelah ibadah puasa jadi dapat mengaturnya, yang cepat marah dapat mengontrolnya, yang suka bergosip, bisa menahannya, yang pelit jadi dermawan, dan banyak lagi amalan kebaikan yang mengiringi puasa ramadhan, jadi jangan berprasangka, jika tidak puasa sunnah syawwal berarti amal ibadah puasa Ramadhan tidak diterima, tidak begitu juga,  karena ingat yang disampaikan pendapat imam Ibn Rajab hanya salah satu indikasi....ingat salahsatu indikasi.....yang intinya kita sebagai manusia (insan) harus tetap bersemangat dan berusaha serta berdoa, agar amal kebaikan kita diterima Alloh SWT, sehingga setelah pelaksanaan amal kebaikan apapun yang kita lakukan , baik keimanan, keislaman, keihsanan serta ketaqwaan kita kepada Alloh SWT ada peningkatan signifikan dalam diri kita sehingga kita akan mendapatkan kemulian disisi-NYA. Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.

Demikian yang dapat kang haqie sampaikan , mohon maaf atas segala kekurangannya.


0 Response to "Apa Benar Puasa Sunnah Syawwal jadi Penanda Maqbulnya Puasa Ramadhan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel